Kantor Pemeringkatan-Tim Task Force World Class University (WCU) Universitas Diponegoro menyelenggarakan gelar wicara (talkshow) seri kelima “Ben Matching: Bersinergi Membangun Negeri Melalui Riset dan Publikasi” Kerja sama UNDIP-Diaspora Amerika dalam rangka membuka peluang kerja sama riset antara dosen-dosen dan peneliti UNDIP dengan dosen dan peneliti diaspora di negara Amerika. Gelar wicara ini diselengarakan secara daring melalui Zoom Meeting pada hari Sabtu 3 April 2021 mulai pukul 19.30-22.00 WIB dengan jumlah peserta pertemuan sebanyak 85 orang. Para diaspora Amerika yang diundang meliputi akademisi dan praktisi.
Zoom meeting dibuka pada pukul 19.30, dan resmi dimulai pada pukul 19.45. Acara ini dibuka dan dimoderatori oleh Dr. Ahmad Ni’matullah Al-Baarri Tim Task Force WCU UNDIP. Setelah pembukaan acara, dilanjutkan doa bersama dan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Selanjutnya, Sambutan oleh Wakil Rektor IV UNDIP Prof. Dr. Ambariyanto mewakili Rektor UNDIP berisi harapan para Pimpinan UNDIP agar cerita pengalaman para Diaspora dalam karir riset dan akademik yang dibagi akan menambah semangat bagi para dosen UNDIP untuk menggiatkan riset dan kegiatan akademik lainnya. Prof Ambariyanto juga menyatakan bahwa tujuan penyelenggaraan talkshow ini adalah sebagai jembatan antara dosen-dosen dan peneliti UNDIP dan para peneliti Diaspora Amerika dalam kolaborasi riset dan publikasi. Dengan adanya kolaborasi riset dan publikasi ini, harapannya hasil riset kolaborasi itu akan diakui secara internasional. UNDIP sangat bersemangat untuk mencapai visi Universitas Riset tingkat Internasional. Untuk mencapainya, ternyata tidak cukup hanya dengan menyediakan fasilitas yang mencukupi untuk mendukung kegiatan riset dan akademik bertaraf internasional, tapi juga perlu meningkatkan kapasitas dosen dan atmosfir atau lingkungan riset yang mendukung peningkatan kualitas dan kuantitas riset. Harapannya dengan kerja sama dengan peneliti Diaspora Amerika bisa mendukung peningkatan kualitas dan kuantitas riset UNDIP meliputi publikasi dan pengajaran, tak lupa juga melebarkan jangkauan peneliti Diaspora Amerika.
Acara inti gelar wicara ini diawali oleh narasumber pertama, Hendra Hermawan, Ph.D (Associate Professor of Materials Engineering) dari Université Laval, Kanada. Beliau menyampaikan seperti apa Université Laval di Quebec itu dan menunjukkan skema apa saja yang bisa dimanfaatkan bagi warga Indonesia untuk belajar di Kanada. Hendra juga memaparkan penelitian apa yang telah dan sedang beliau kerjakan, sehingga sivitas akademika bisa terinspirasi untuk melakukan riset kolaborasi. Hendra juga menunjukkan institusi universitas mana saja yang telah berkolaborasi dengan beliau. Paparan kedua, Novalia Pishesha, Ph.D (Junior Fellow and Instructor) dari Harvard University memaparkan apa saja penelitian yang beliau lakukan. Novalia, yang mengambil fokus penelitian pemanfaatan bioteknologi pada bidang kesehatan mendapat perhatian dari para peserta dengan dilakukannya tanya jawab secara langsung melalui percakapan (chat) zoom antara Novalia dengan para peserta. Kemudian dilanjutkan dengan pemapar ketiga, Prof. Taufik (Professor of Electrical Engineering) dari Cal Poly State University. Prof Taufik menjelaskan bahwa kampus Cal Poly State University merupakan kampus yang berfokus pada pendidikan tingkat sarjana (undergraduate) dengan pengembangan teknologi terapan. Beliau juga menunjukkan kegiatan kolaborasi apa saja yang bisa dilakukan antara Cal Poly State University dengan UNDIP. Pembicara keempat agak berbeda bidang dari diaspora nara sumber lainnya, yaitu Muhammad Taufan, Ph.D., yang berkarya sebagai perwakilan Indonesia di PBB dari Kemneterian Luar Negeri Republik Indonesia. Muhammad Taufan juga merupakan alumnus S1 Hukum UNDIP. Beliau menerangkan betapa pentingnya peran Indonesia dalam dunia Internasional, khususnya bidang hukum internasional terkait kemaritiman. Posisi Indonesia yang diapit dua samudera besar berimplikasi keuntungan dan tantangan tersendiri bagi bangsa dan negara. Begitu pun dengan peran diaspora yang ada di berbagai negara, juga bisa bersumbangsih besar dengan karya-karya mereka. Dua nara sumber diaspora terakhir adalah dua srikandi Indonesia yang berkarya di bidang teknologi farmasi dan pelestarian tanah, yaitu Made Airanthi K. Widjaja-Adhi, Ph.D dan Prof. Iin P Handayani, Ph.D. Made Airanthi K. Widjaja-Adhi, Ph.D atau yang akrab disapa Aila adalah seorang peneliti (Senior Research Associate) dari Departemen Farmakologi, Case Western Reserve University. Beliau sempat menekuni bidang industry teknologi pangan dalam waktu cukup sebelum terjun ke bidang riset dan akademik. Beliau menyebutkan juga beberapa undangan sebagai dosen tamu di UNDIP beberapa tahun terakhir. Berikutnya, Prof Iin menceritakan seperti apa kisahnya hingga bisa berkarya di USA. Prof Iin yang merupakan alumnus ilmu tanah UGM, konsisten mengkaji ilmu yang digelutinya hingga bisa melanjutkan pendidikan hingga tingkat doktoral di Amerika di bidang ilmu tanah. Karya publikasi beliau juga tidak hanya hasil kolaborasi dengan ilmuwan Amerika, namun juga dengan ilmuwan Indonesia. Beliau sangat terbuka dan senang hati membantu dosen-akademisi UNDIP yang akan berkolaborasi dalam penelitian maupun pengajaran.
Sesi tanya jawab dan diskusi berlangsung selama 25 menit dengan menampung sekitar lima penanya. Para peserta memunculkan pertanyaan tentang bidang yang digeluti salah satu nara sumber, yaitu Novalia Pishesha, Ph.D, menanyakan kemungkinan kolaborasi penelitian dan publikasi antara UNDIP dengan universitas-universitas di Amerika, dan permohonan kontak para nara sumber. Para Penyaji menyatakan kesanggupan untuk menjadi perantara atau jembatan kemungkinan kerja sama antara dosen/peneliti UNDIP dengan para peneliti di Amerika, baik dari universitas afiliasi para penyaji ataupun dengan universitas lain yang ada jaringan dengan para penyaji. Kemudian acara ini ditutup oleh Wakil Rektor IV UNDIP, Prof. Ambariyanto dengan menekankan pemrosesan MoU kerja sama akan didukung sepenuhnya oleh Pimpina Univeritas. Civitas akademika UNDIP diminta mengajukan proposal MoU ke pusat rektorat dan meminta segenap dosen-peneliti UNDIP aktif menghubungi para Diaspora untuk memulai jalinan kerja sama.
Pembicara:
- Prof Hendra Hermawan (Laval University, Canada), Link Materi
- Dr. Novalia Pishesha (biological engineering, Harvard university), Link Materi
- Prof Taufik (Electrical Engineering, California Polytechnic State University), Link Materi
- Dr Muhammad Taufan (Permanent Mission of the Republic of Indonesia to The United Nations New York, USA), Link Materi
- Dr. Ni Made Airanthi K. (Pharmacology, Case Western Reserve University, USA), Link Materi
- Prof Iin Handayani, PhD (Murray State University, USA), Link Materi